Tentunya kata hoax
sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar masyarakat terutama kaum milenial.
Apalagi dengan adanya perkembangan internet dan media sosial seperti sekarang.
Sebenarnya apa itu hoax? Hoax adalah serangkaian informasi yang dibuat sesat akan
tetapi dibuat seolah-olah benar adanya lalu disebarkan kepada orang-orang
sehingga menimbulkan keresahan di masyarakat. Dalam dunia jurnalistik, hoax
bukanlah hal baru, hoax bertumbuh-kembang seiring dengan popularitas media
sosial.
Media sosial
banyak digunakan masyarakat untuk berkomunikasi, namun banyak yang
menyalahgunakan medium tersebut untuk menyebarkan informasi yang tak tersaring.
Biasanya pelaku hanya mencari sensasi agar masyarakat percaya dengan informasi
tersebut. Kasus ini juga banyak dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab untuk mendapatkan keuntungan dalam sektor ekonomi dan
politik.
Berita hoax di media sosial dapat merusak
kualitas generasi muda. Produktivitas anak muda bisa saja tersita karena
seiringnya menggunakan media sosial. Selain itu hoax juga bisa menimbulkan
perpecahan antara individu maupun kelompok tertentu. Hoax dapat menurunkan
reputasi korban dan menguntungkan pihak lainnya. Yang paling membahayakan, hoax
dapat membuat fakta tidak lagi dipercaya, semua fakta menjadi keliru akibat
menyebarnya hoax secara terus-menerus.
Psikolog
mengatakan bahwa, berita hoax dihadirkan untuk memanipulasi banyak orang.
Sebab, berita palsu yang disampaikan oleh pelaku dapat menimbulkan ketakutan
tersendiri bagi masyarakat sehingga dapat memicu kerusakan mental seseorang.
Jangan menyepelekan dampak buruk hoax bagi kesehatan mental. Karena hal
tersebut, bisa berlangsung dalam jangka waktu yang berkepanjangan. Seperti
menghantui pikiran untuk waktu yang lama.
Mengingat
dampaknya yang sangat buruk, setiap orang pasti ingin menghindarinya. Terutama
ketika ada isu penting yang tersebar di tengah masyrakat, tentunya kita ingin
mendapatkan informasi yang valid dan berkredabilitas agar bisa up to date
dengan kabar terkini. Untuk itu kita harus mengenal ciri-ciri hoax terlebih
dahulu agar tidak terpengaruh.
1. HOAX VIRUS
Salah
satu hoax yang dikembangkan oleh seorang hacker dengan menyebarkannya melalui
e-mail atau media komnikasi. Hoax ini berisi virus yang akan menyerang
perangkat lunak yang ada di komputer atau Handphone, yang awalnya tidak
terinfeksi.
2. HOAX PESAN BERANTAI
Para
pengguna media komunikasi seperti aplikasi WhatsApp dan Facebook sangat sering
menerima pesan yang berisi suatu hal untuk dilanjutkan ke beberapa kontak
penerima. Pesan tersebut seolah-olah memerintahkan penerima untuk melakukannya
jika tidak ingin hal buruk menimpanya.
3. HOAX HADIAH GRATIS
Seluruh
pengguna Handphone pasti pernah menerima sebuah pesan singkat dari beberapa
oknum bahwa penerima telah mendapatkan hadiah berupa uang ratusan juta hingga
sebuah mobil gratis. Padahal jika dihubungkan dengan logika, mereka tidak
melakukan hal-hal yang berujung ke hal tersebut.
- HOAX PENCEMARAN NAMA BAIK
Salah
satu hoax yang paling berbahaya, karena menyebarkan berita palsu yang mampu
mencoreng nama baik sebuah keluarga bahkan menghancurkan hidup mereka dalam
waktu yang sangat singkat.
Informasi
menyesatkan di atas lebih banyak didapatkan melalui jalur digital, termasuk
situs online dan pesan chatting. Jika tidak berhati-hati, semua orang bisa
termakan tipuan hoax, atau bahkan ikut menyebarkan berita palsu tersebut
sehingga dapat merugikan korban yang bersangkutan. Lantas bagaimana caranya
agar tidak mudah terhasut? Ada beberapa langkah sederhana yang bisa membantu
dalam mengindentifikasi mana berita hoax dan mana berita asli.
- CARA AGAR TIDAK MUDAH
TERHASUT DENGAN BERITA HOAX
1. HATI-HATI DENGAN JUDUL PROVOKATIF
Berita
hoax seringkali dibubuhi dengan sensasional yang besifat provokatif, seperti
langsung merujuk pada pihak tertentu, namun isinya bisa dibuat lebih miring
dari pada berita aslinya agar menimbulkan persepsi yang sesuai dengan kehendak
pembuat hoax.
2. MENCERMATI ALAMAT SITUS
Banyak
berita yang dikeluarkan melalui ditus atau web tertentu. Untuk itu, sebelum
mendalami isinya kita harus memeriksa apakah situs tersebut sudah
terverifikasi. Karena jumlah situs yang sudah terverifikasi sebagai situs resmi
tidak sampai dengan 300. Hal ini berarti bahwa tidak menutup kemungkinan ada
ribuan lebih situs yang menyebarkan berita palsu di internet.
3. PERIKSA FAKTA
Sebaiknya pembaca harus mendapatkan gambaran
yang utuh sebelum percaya dengan informasi-informasi tersebut. Dari mana
informasi itu berasal? Siapa sumbernya? Dan apakah institusi resminya? Yang
perlu diamati adalah berita tersebut berdasarkan fakta atau opini.
4. CEK KEASLIAN FOTO
Seiring
berkembangnya teknologi di era globalisasi, bukan hanya konten-konten berupa
teks yang dapat dimanipulasi, akan tetapi konten lain berupa foto dan video
juga. Ada kalanya pembuat hoax mengedit gambar yang akan disebarkan ke media
untuk memprovokasi pembaca nantinya. Untuk mengecek keaslian foto, kita bisa
memanfaatkan Google dengan men-searching gambar-gambar serupa untuk
dibandingkan.
5. MELAPORKAN HOAX
Apabila
telah diketahui bahwa informasi yang diterima merupakan informasi palsu atau
hoax maka tindakan yang harus dilakukan adalah melaporkan hal tersebut melalui
sarana yang tersedia di media sosial.
Untuk
media facebook, kita bisa menggunakan report status dan kategorikan informasi
hoax tersebut sebagai tindakan tak layak sesuai kategori yang tersedia. Hal ini
akan mendapatkan banyak perhatia dari netizen. Apabila banyak netizen yang
mengadukan hal serupa maka pihak facebook akan menghapusnya. Begitupun dengan
media sosial lainnya.
Itulah beberapa ciri-ciri dan cara mengatasi hoax di media sosial dengan mudah, berguna sebagai jalan untuk menemukan titik terang informasi yang benar. Selain itu, untuk mengadukan konten negatif pada Kementrian Komunikasi dan Informatika kita hanya perlu melaporkannya dengan mengirim email ke alamat aduankonten@mail.kominfo.go.id.
Author: Nurfadillah Ham
Nurfadillah Ham, gadis ambisius kelahiran Pinrang. Mulai menekuni dunia kepenulisan sejak SMA. Orang tua adalah motivasi terbesarnya. Pernah memperoleh beasiswa kepenulisan ke Singapura oleh ESEYM (Event Student Exchange & Youth Movement). Juara 2 Lomba Esai Nasional Muslim Youth Competition oleh Universitas Islam Indonesia. Telah menerbitkan cerpen berjudul "Aku bukan Teroris!" di Koran Fajar dan beberapa dapat dijumpai di beberapa media lainnya.